Sabtu, 21 November 2015

Indonesia Hadapi Tantangan Besar Soal Kekerasan Terhadap Perempuan

Yuniyanti ChuzaifahKetua Komnas Perempuanmemberikan pemaparan soal pengalamannya memimpinKomnas Perempuan kepada 200-an peserta yang kebanyakan berasal dari kalangan pengacaraakademisidan sukarelawan Australia di kota Melbourne.

Dalam acara yang digelar oleh Australian Volunteers International tersebutYuni menjelaskan kondisikekerasan terhadap perempuan saat ini di Indonesia.

"Ada tiga perempuan yang menjadi korban kekerasansetiap dua jam," jelasnya. "85 persen terjadi di rumahtanggaistri yang menjadi korbanjumlahnya mencapailebih dari 276 ribu kasus."

Ia juga menjelaskan bahwa dari 15 jenis bentukkekerasan perempuan yang ada di Indonesia, hanya adatiga kasus yang diakui secara legal, lewat undang-undangperlindungan.

Temuan Komnas Perempuan juga menyebutkan pelakukejahatan kebanyakan adalah orang terdekat korban.Lebih menariknyapara pelaku kejahatan menggunakanagaman untuk mengesahkan kelakukannya. "Merekatelah salah memahami ajaran-ajaran agama dan kulturyang ada," kata Yuni. "Indonesia sebenarnya memilkikonstitusi yang progresiftetapi tantangannya kini adalahadalah dalam penerapannya."

Salah satu masalah yang kini dihadapi oleh KomnasPerempuan adalah meningkatnya jumlah kelompokfundamentalis yang menolak menyelesaikan masalahsecara hukum.

"Mereka memilih untuk melihat dan menanggapinyalewat nilai-nilai agama, budayadan sosial yang merekaanut."

Usai memberikan pemaparanYuni mendapat sejumlahpertanyaan dari hadirin yang ingin menggali lebih jauhperanan Komnas Perempuan dalam menyelesaikanmasalah kekerasan terhadap perempuan. Mereka jugaingin tahu bagaimana melibatkan tokoh-tokoh agama untuk menyelesaikan masalah.

"Salah satu program yang kami lakukan adalah denganmempersiapkan ruang dan pendidikan alternatif bagiperempuanmisalnya dengan mengajarkan plurasimeuntuk menghentikan stigma dan prasangka yang didasarioleh nilai-nilai agama dan etnis," ujarnya dalam bahasaInggris.

"Kami juga telah menyediakan pelayanan pemulihantermasuk ke sekolah-sekolah agama, kami juga mengajakpara pemuka agama terutama yang perempuanjuga paraakademis di bidang agama untuk menyatukan pandanganmereka berdasarkan cabang ilmu yang ada dan tidakhanya berdasarkan teks klasik kitab-kitab agama."

Pemaparannya ini dilakukan dalam pertemuan rutindilakukan Australian Volunteers International untukmenyampaikan laporan terbaru organisasi yang banyakmengirimkan sukarelawan ke sejumlah negara-negara di kawasan Indo-Pasifiktermasuk Indonesia.

Komnas Perempuan juga sudah dan masih terusmenerima sukarelawan asal Australia yang inginmemberikan kontribusi berdasarkan pengalaman dankemampuannya.

Source :http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2015-11-12/indonesia-hadapi-tantangan-besar-soal-kekerasan-terhadap-perempuan/1513576

Tidak ada komentar:

Posting Komentar